Thalasemia merupakan salah satu penyakit genetik berupa gangguan kelainan sel darah yang ditakuti oleh masyarakat.
Akibat kondisi ini, tubuh penderita thalasemia kesulitan menghasilkan hemoglobin dalam tubuh.
Hal tersebut menyebabkan tubuh penderita thalasemia mengalami kekurangan sel darah merah atau yang lebih dikenal dengan istilah anemia.
Thalasemia menyebabkan protein dalam sel darah merah (hemoglobin) tak berfungsi normal sehingga membuat distribusi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh terganggu.
Kondisi ini merupakan salah satu penyakit yang wajib diwaspadai karena dapat menyerang siapa saja mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Penyebab Thalasemia
Thalasemia banyak diderita oleh anak-anak yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada gen di dalam tubuh yang berfungsi memproduksi hemoglobin.
Kondisi ini berdampak pada produksi sel darah merah yang sehat yang membuatnya lebih cepat hancur sehingga penderita mengalami kurang darah (anemia).
Baca juga: Ibu dan Bapak Wajib Tahu! Inilah Ciri-ciri Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi
Karena kondisi ini berisiko diturunkan orang tua pada anak, ada baiknya pasangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum mempunyai keturunan.
Hal ini wajib dilakukan, khususnya bagi pasangan yang memiliki riwayat menderita penyakit thalasemia.
Ciri-ciri Thalasemia
Thalasemia merupakan salah satu penyakit yang belum dapat disembuhkan hingga saat ini karena belum ditemukan obatnya.
Oleh karena itu, Para Kawan wajib mengetahui langkah pencegahannya untuk terhindar dari penyakit langka ini.
Salah satu bentuk langkah pencegahan adalah dengan mengetahui ciri-ciri penyakit thalasemia.
Untuk mengenalnya lebih lanjut, berikut ini merupakan daftar ciri-ciri penyakit thalasemia pada anak yang wajib diketahui para ibu dan bapak:
1. Anemia
Anemia merupakan ciri-ciri yang dialami oleh hampir semua penderita thalasemia dengan tingkat keparahan yang berbeda
Anemia ringan biasanya dialami oleh penderita thalasemia minor, sedangkan anemia berat dialami oleh penderita thalasemia mayor.
Untuk anak-anak penderita thalasemia, anemia biasanya baru terlihat saat masuk usia 2 tahun.
Anak-anak penderita thalasemia berat biasanya mengalami gejala anemia berikut ini:
2. Kelebihan zat besi
Ciri-ciri selanjutnya pada anak-anak penderita thalasemia adalah tubuhnya kelebihan kadar zat besi.
Hal ini disebabkan oleh sel darah merah yang banyak terpecah sehingga tubuh berusaha meningkatkan jumlah zat besi yang diserap oleh usus.
Ditambah lagi, efek transfusi darah yang menyebabkan zat besi semakin meningkat membuat kondisi ini semakin parah.
Kondisi ini berpengaruh terhadap kesehatan jantung, hati, dan limpa serta memunculkan beberapa gejala berikut ini:
3. Masalah tulang
Masalah tulang merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami oleh anak penderita thalasemia.
Hal ini disebabkan oleh sumsum tulang yang berusaha memproduksi sel darah merah lebih banyak lagi.
Kondisi ini menyebabkan anak penderita thalasemia mempunyai pertumbuhan bentuk tulang yang tidak biasa.
Hal ini paling paling sering dirasakan anak penderita thalasemia pada pertumbuhan tulang wajah dan tengkorak
Selain itu, kekuatan tulang juga akan semakin melemah akibat produksi sumsum yang berlebihan.
Ini membuat kondisi tulang penderita thalasemia menjadi mudah rapuh dan berisiko tinggi terkena osteoporosis.
4. Pertumbuhan terganggu
Pertumbuhan terganggu merupakan ciri-ciri terakhir yang dirasakan pada anak penderita thalasemia.
Hal ini disebabkan oleh zat besi yang menumpuk ada tubuh sehingga postur tubuh anak penderita thalasemia lebih pendek dibanding anak normal.
Kandungan zat besi yang berlebihan dalam tubuh tersebut mempengaruhi organ-organ penting tubuh, salah satunya adalah kelenjar pituitari.
Kelenjar pituitari berfungsi untuk memproduksi hormon pertumbuhan yang bila kinerjanya terganggu akan menyebabkan pertumbuhan tubuh penderita thalasemia terhambat.
Pencegahan Thalasemia
Sebagai salah satu kelainan genetis yang disebabkan faktor keturunan, thalasemia harus dicegah agar tidak diturunkan orang tua ke anak mereka.
Untuk mencegahnya, pasangan wajib berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menikah, khususnya yang orang tuanya mempunyai riwayat thalasemia juga.
Baca juga: Dapat Julukan Silent Killer, Waspadai Gejala Hipertensi Berikut
Agar kondisi ini tidak bertambah parah, penderita thalasemia dapat menjalani langah-langkah berikut agar kondisi dapat membaik:
Meski penyakit ini belum dapat disembuhkan secara total, namun langkah ini berkontribusi dalam mengurangi risiko anak para ibu dan para bapak terkena thalasemia parah.
Meskipun anak masih berisiko tinggi terkena thalasemia, namun langkah tersebut membuat tingkat thalasemia yang ringan sehingga tidak perlu mendapatkan perawatan khusus.
Para ibu dan bapak yang memiliki anak penderita thalasemia, Anda dapat berkonsultasi dan memeriksakan diri ke RS Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta.
RS Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta melayani pemeriksaan tes darah untuk mendiagnosis thalasemia dan memantau kondisi penderitanya.
Untuk penanganannya, RS Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta melayani transfusi darah untuk mengobati kondisi penderita yang parah.***
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh
dr. Glen Glady Prakasa
dr. Umum RS Jantung dan Pembuluh Darah PARAMARTA
Kunjungi RS Jantung dan Pembuluh Darah PARAMARTA
Jl. Soekarno Hatta No. 581 Bandung 40275 Indonesia
KAMI MELAYANI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Akses https://rsjpparamarta.com/layanan-medical-check-up.html untuk mendapatkan informasi paket pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Atau download aplikasi MyParamarta di Google Store untuk berkonsultasi dengan Dokter