Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya kesehatan jantung.
Sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan akan berimbas terhadap perubahan pola makan menjadi hanya 2 kali pada waktu sahur dan berbuka dengan porsi yang lebih besar.
Perubahan pola makan ini berimbas kepada sistem pencernaan dan metabolisme tubuh manusia.
Seperti diketahui, penyakit jantung berada pada urutan pertama penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia.
Perubahan pola hidup yang drastis selama Puasa Ramadhan menyebabkan tubuh menjadi jauh lebih sehat dibandingkan hari-hari biasa.
Ini dapat berpengaruh mengurangi faktor risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, contohnya adalah jantung koroner dan stroke.
Baca juga: Tips Jantung Tetap Sehat Sampai Hari Tua
Beberapa faktor risiko jantung koroner dan stroke yang terpengaruhi akibat melaksanakan puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
Kadar Lemak Darah
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah lemak.
Lemak dapat menumpuk di pembuluh darah yang kemudian menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
Saat menjalani puasa Ramadhan, kadar lemak baik (HDL) akan mengalami peningkatan, sementara kadar lemak jahat (LDL) mengalami penurunan.
Kadar lemak darah dipengaruhi oleh perubahan pola makan dan jenis makanan, konsumsi gula olahan, dan aktivitas fisik.
Tekanan Darah Tinggi
Kinerja jantung dalam memompa darah akan menjadi lebih keras terhadap orang yang menderita darah tinggi.
Kondisi ini dapat membuat jantung kelelahan karena bekerja terlalu keras dalam memompa darah hingga menyebabkan pembesaran otot jantung dan gagal jantung.
Selain itu, tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan stroke hemoragik yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak.
Tekanan darah akan mengalami penurunan terhadap penderita tekanan darah tinggi yang menjalani puasa Ramadhan.
Insulin dan Homosistein
Kondisi resistensi insulin penderita diabetes akan membaik saat menjalani puasa Ramadhan.
Hal tersebut terjadinya karena adanya perubahan pola makan menjadi dua kali sehari saat sahur dan berbuka.
Sementara itu, homosistein merupakan salah satu asam amino dalam tubuh yang menjadi faktor risiko penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah.
Terdapat penurunan kadar homosistein selama menjalani puasa Ramadhan meskipun tidak terlalu signifikan.
Parameter Antropometri
Salah satu faktor risiko penyebab dari mayoritas penyakit metabolik adalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Saat menjalankan puasa Ramadhan, berat badan dan indeks masa tubuh dapat mengalami penurunan.
Akan tetapi hal penurunan berat badan dan indeks masa tubuh tersebut dapat dirasakan atau tidak dirasakan sama sekali.
Hal tersebut dikarenakan asupan kalori yang tidak menurun secara signifikan selama puasa.
Baca juga: Terkena Serangan Jantung Saat Sendirian, Simak Langkah-langkah Darurat Pertolongan Pertama Berikut
Dapat disimpulkan bahwa penderita penyakit jantung aman untuk melaksanakan puasa Ramadhan.
Selain itu, ibadah puasa Ramadhan juga dapat memberikan efek positif untuk kesehatan jantung.
Akan tetapi, penderita penyakit jantung harus secara rutin mengontrol dan sedang tidak dalam kondisi akut.
Disarankan untuk makan secukupnya saja selama menjalani puasa Ramadhan untuk mengurangi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jika dilaksanakan secara benar, puasa Ramadhan dapat menurunkan risiko serangan jantung dalam sepuluh tahun ke depan.
Sumber foto: Freepik/storyset
Artikel ini telah ditinjau oleh
dr. Glen Glady Prakasa
dr. Umum RS Jantung dan Pembuluh Darah PARAMARTA
Kunjungi RS Jantung dan Pembuluh Darah PARAMARTA
Jl. Soekarno Hatta No. 581 Bandung 40275 Indonesia
KAMI MELAYANI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Akses https://rsjpparamarta.com/layanan-medical-check-up.html untuk mendapatkan informasi paket pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Atau download aplikasi MyParamarta di Google Store untuk berkonsultasi dengan Dokter